idea,-Kondisi SDN 81 Halmahera Selatan tepatnya Desa Samo, Kecamatan Gane Barat Utara memprihatinkan.
Betapa tidak. Seluruh bangunan sekolah rusak total, akibatnya siswa tak begitu nyaman bila mengikut proses pembelajaran.

Dengan kondisi sekolah seperti ini, akhirnya dikeluhkan orang tua siswa karena biar bagaimanapun mereka tidak menginginkan anaknya tertimpa bangunan yang tak terurus puluhan tahun lamanya itu.
Bangunan pemerintah ini, berdasarkan informasi yang diterima awak media, seluruh fasilitas pendukung di dalamannya juga tak begitu memenuhi kebutuhan siswa dan guru seperti layaknya sekolah negeri yang doyan diperhatikan pemerintah daerah pada umumnya.

Para dewan guru tidak bisa berbuat banyak karena kebijakan ada pada kepala sekolah yang saat ini dijabat Marlina Hasan.
Salah satu sumber yang enggan disebutkan nama kepada media ini mengatakan, kepala sekolah sudah seharusnya mengusul ke Dinas Pendidikan terkait masalah fasilitas sekolah yang tidak memadai ini.
Ia menilai, Marlina Hasan semenjak diangkat menjadi kepala sekolah 2022 lalu hingga saat ini, kelihatannya acuh dengan keberadaan sekolah yang nyaris ambruk itu. Bayangkan saja bagaimana jika datangnya cuaca ekstrem, sudah tentu sekolah tersebut sudah pasti roboh begitu saja.
“Kondisi sekolah sekarang memang tidak layak di tempati. Yang jadi kekhawatiran kami jangan sampai anak-anak tertimpa dengan bangunan sekolah itu. Bayangkan saja ketika anak-anak sedang belajar kemudian turun hujan disertai angin kencang, mereka langsung dipulangkan karena plafon dan atap gedung terlepas begitu saja.”begitu katanya.
Sumber ini juga menuturkan, sekolah yang berstatus negeri sudah pasti ada anggarannya baik Dana Alokasi Khusus (DAK) yang pembiayaannya APBN dan Dana Alokasi Umum sumbernya APBD. Lantas di mana anggarannya selama ini sehingga bangunan yang berumur tua itu tidak kunjung diperbaiki. Atau paling tidak, kata dia, lewat koneksinya sang kepala sekolah bisa saja melobi untuk mendatangkan proyek untuk perbaikan.
“Jadi pertanyaannya kenapa sampai sekarang kepala sekolah diam begitu saja, apakah tidak ada porsi anggaran yang diberikan sekolah ini. Karena sudah begitu lama, tapi keadaan sekolah begitu-begitu saja. Kami juga menginginkan bangunan sekolah dasar ini segera diperbaiki paling tidak gedungnya dulu kalau memang fasilitasi pendukung lainnya belum bisa dibangun oleh pemerintah daerah.”ujarnya.
Selain masalah bangunan sekolah, muncul lagi persoalan lain. Kepala Sekolah, Marlina Hasan dikabarkan dan diduga mengabaikan data dapodik siswa yang baru menerima ijazah (lulus sekolah), di mana banyak terdapat permasalahan di dalamnya.
Di samping itu data siswa tidak sesuai kartu keluarga (KK) dan akta yang tercantum dalam ijazah. Dengan demikian, para orang tua dengan terpaksa mengeluarkan biaya, menyeberangi lautan ke ibu kota kabupaten untuk mengurus penyesuaian data di kantor catatan sipil (Capil).
Tak sampai di situ, rapat orang tua wali bahkan tidak dihadiri kepala sekolah dengan alasan berhalangan hadir karena sakit.
“Bukan saja bangun sekolah yang hancur, tapai data nama dan tanggal lahir siswa juga tidak diperhatikan. Akibatnya, KK, Akta dan Ijzah tidak konek. Jadi mau dan tidak kita harus buang anggaran untuk mengurus lagi ke kabupaten. Sudah begitu, setiap rapat orang tua, kepala sekolah tidak pernah hadir”tukasnya
Belum lama ini, pelaksanaan asesmen SDN 81 disinyalir menyisakan masalah karena terdapat beberapa siswa yang namanya tidak terdaftar sebagai peserta tapi diikut sertakan mengikuti ujian. Lagi-lagi perkara ini tidak terlepas dari kebijakan sang kepala sekolah.
Bisa saja, data yang dimasukkan merupakan data fiktif atau manipulatif dengan tujuan tertentu. Masyarakat setempat menyayangkan hal itu. Mereka berharap Dinas Pendidikan agar segera mengevaluasi Marlina Hasan jika tidak, persoalan seperti ini akan kembali terjadi ke depannya.

Tanggapan Kepala Sekolah SDN 81 Halmahera Selatan.
Marliana Hasan akhirnya angkat bicara. Menurutnya, sejak ia dilantik 2022 akhir, kebijakan pertama yang dilakukan adalah mengusulkan bangunan baru serta fasilitas pendukung lainnya seperti, MCK siswa/guru, gedung perpustakaan dan pagar sekolah ke Dinas Pendidikan dengan harapan segera dihadiri kan.
Usulan ini, kata dia, sudah beberapa kali hanya saja sampai saat ini belum direalisasikan oleh pihak dinas.
“Saya sudah usul beberapa kali dan pihak dinas sudah turun foto (dokumentasi). Dan kami usulkan itu sekarang belum direalisasikan. 2024 dari dinas turunkan tim sebayak empat orang. Di tambah kita pertemuan satu kali di Desa Tokaka. Dalam pertemuan itu, semua kepala sekolah hadir karena juga ada Ibu Kepala Dinas Pendidikan (Kadis). Saya sudah sampaikan ke Ibu Kadis dan mengiyakan tapi sampai sekarang belum.”jelasnya, Rabu (15/10).
Perjuangan Kepala Sekolah tidak sampai di situ. Manuver melalui pihak Perencanaan Dinas Pendikan juga telah dilakukan. Hanya saja semua usulan harus melalui dapodik, dengan begini data yang disampaikan menjadi dasar pengajuan bantuan pembangunan dan perbaikan gedung.
“Saya sudah masuk di perencanaan dan katanya usulan langsung di dapodik. Saya juga tidak tahu mengapa teman-teman lain dapat saya tidak. Di bagian utara hanya saya saja belum dapat, itu yang kami sesalkan padahal anggarannya ada.”tuturnya.
Sementara terkait asesemn, Marlina mengaku bahwa 35 siswa yang mengikut asesmen memang benar terdapat data fiktif di dalamnya. Seharusnya peserta yang mengikuti sebanyak 20 siswa.
“Memang betul, saya bafoya (bohong) tidak suka. Karena kemarin asesemn itu 35 orang, sebenarnya hanya siswa 20 siswa. Data ini tahun kemarin punya, ternyata mereka berikan daftar asesmen itu masih ada. Saya kasih daftar sesuai dengan dapodik. Nama itu masih di Pak Dula (kepala sekolah sebelumnya) yang pengang.”ucapnya.
“Jadi 35 itu data lama yang belum dicabut. Saya sudah ganti, lagi konfirmasi ke yang pegang dapodik melalui operator, tapi saya belum krim nama-namanya karena bertepatan dengan ayah saya meninggal. Jadi saya sudah bingung apa yang saya perbuat sekarang”sambungnya mengakhiri.
Sekadar diketahui sesuai data yang diterima, daftar peserta asesmen yaitu:
-Data siswa peserta asesmen = 35 orang
-Siswa aktif terdaftar= 14 orang
-Siswa Aktif nama tidak terdaftar asesmen = 6 orang
-Siswa bayangan = 15 orang
-Nama siswa ganda = 2 orang




Tinggalkan Balasan